UWKS dan PERHEPI Surabaya Gelar Seminar Nasional “Strategi Mempertahankan Lahan Pertanian Dalam Mengatasi Krisis Pangan”
Foto: budi – Suasana Seminar Nasional “Strategi Mempertahankan Lahan Pertanian Dalam Mengatasi Krisis Pangan” di Bangsal Poncowaliko Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Selasa (22/11/2022).
“Hampir 650 ribu ha per tahun sawah kita yang subur itu dialihfungsikan menjadi lahan perumahan, industri, pariwisata dan sebagainya. Maka kalau terus terjadi maka ada sekitar 3,9 juta ton gabah kita yang akan hilang ketika lahan ini terus dialihfungsikan”
SURABAYA, SONORASURABAYA.com – Magister Agribisnis dan Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) bekerja sama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Komisariat Surabaya menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Strategi Mempertahankan Lahan Pertanian Dalam Mengatasi Krisis Pangan” di Bangsal Poncowaliko Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Selasa (22/11/2022).
Isu alih fungsi lahan menjadi tantangan bagi eksistensi ketahanan pangan tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Seminar ini juga merupakan media diseminasi hasil-hasil penelitian dari Prodi Agribisnis dan Magister Agribisnis Fakultas Pertanian UWKS dan universitas-universitas nasional lainnya.
Ketua PERHEPI Komisariat Surabaya sekaligus Dosen di FP-UWKS Dr. Ir. Markus Patiung., MP mengatakan kepada reporter Sonora mengatakan bahwa saat ini ada persoalan yang dihadapi bangsa terkait dengan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Padahal lahan pertanian ini potensi yang harus dipertahankan dan dikelola dengan baik supaya masyarakatnya bisa hidup sejahtera.
Jika lahan pertanian dialih fungsikan terus lalu bagaimana dengan kondisi ketahanan pangan nasional karena suatu saat akan berdampak pada krisis pangan.
“Sekarang ini kalau kita melihat data, hampir 650 ribu ha per tahun sawah kita yang subur itu dialih fungsikan menjadi lahan perumahan, industri, pariwisata dan sebagainya. Maka kalau terus terjadi maka ada sekitar 3,9 juta ton gabah kita yang akan hilang ketika lahan ini terus dialih fungsikan,” kata Markus Patiung.
Menurutnya, memang sudah banyak upaya yang sudah dilakukan pemerintah, misalnya ada program lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk mempertahankan lahan pertanian yang subur.
“Persoalannya adalah insentif ekonominya itu tidak menyentuh masyarakat petani sehingga petani sulit mempertahankan lahannya. Jepang misalnya, setiap tahun itu memberi bantuan kepada petani sekitar 51 juta rupiah per hektar per tahun supaya petani tidak mengalihfungsikan lahannya . Nah kalau kita bisa melakukan seperti itu kita bisa menjadi lumbung pangan,” urai Markus yang juga sebagai ketua panitia acara ini.
Ketua PERHEPI Surabaya, Dosen FP-UWKS, Dr. Ir. Markus Patiung., MP
Penyelenggaraan seminar ini juga sebagai bentuk kepedulian terhadap perubahan spesifik dari penggunaan lahan untuk pertanian ke pemanfaatan bagi non-pertanian yang dikenal sebagai alih fungsi (konversi) lahan, yang semakin hari semakin meningkat.
Diharapkan diskusi dan seminar hari ini akan menemukan solusi terkait alih fungsi lahan dan ancaman krisis pangan. Acara dihadiri oleh 147 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan undangan. Seminar dibuka oleh Rektor Universitas Wijaya Kusuma, Prof. Dr. H. Widodo Ario Kentjono, dr., Sp. T.H.T.B.K.L.,Subsp.Onk.(K), FICS., pada pukul 09.00 WIB.
Menghadirkan narasumber yang expert pada bidang tersebut, Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, MS (Ketua PERHEPI Pusat), Prof. Dr.Ir. Teguh Soedarto, MP (Guru Besar Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN ‘Veteran’ Jatim), Dr. Sujarwo, SP., MP (Sekretaris Jenderal PERHEPI), Dr. Ir.Markus Patiung, MP (Ketua PERHEPI Komisariat Surabaya) dan Associate Prof.Nugrahini S.W. M.Si (Ketua Prodi Magister Agribisnis FP–UWKS).
Pelaksanaan acara ini merupakan media untuk menciptakan pola pikir yang objektif serta kesadaran untuk masyarakat luas terkait urgensi alih fungsi lahan pertanian. Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Prof. Dr. H.Widodo Ario Kentjono, dr., Sp. T.H.T.B.K.L., Subsp.Onk.(K), FICS., mengemukakan,alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan, bahkan dalam jangka panjang dapat menciptakan krisis pangan.
Seminar nasional ini menampilkan penyajian 20 makalah yang berasal dari beberapa universitas nasional diantaranya Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo Madura, UPN Veteran Jatim, Universitas Mulawarman, dan Universitas Panca Marga Probolinggo.
Seminar Nasional ini mengundang Seluruh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian di Jawa Timur, PERHEPI Jawa Timur, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jatim, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, serta dihadiri oleh rekanan Universitas Wijaya Putra Surabaya dan Universitas Islam Raden Rahmat Malang. [bud]