Ucapan Duka Khofifah Untuk Almarhum Mbah Moen

SURABAYA, SONORASURABAYA.com – Ucapan duka dan belasungkawa Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa atas meninggalnya Pimpinan Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, disampaikan seusai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Selasa (06/08/2019).
Khofifah mengaku sangat kaget ketika mendengar informasi meninggalnya Mbah Moen. Terlebih, saat Juni 2019 lalu, Mbah Moen sempat menghadiri pernikahan putri pertamannya, Patimasang di Surabaya.
“Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sangat mendalam atas wafatnya Mbah Kyai Maimoen Zubair, beliau Guru Besar, Syeikh Besar yang dimiliki oleh negeri ini,” kata Khofifah.
Gubernur Jatim ini bercerita, bahwa Almarhum adalah guru bagi banyak ulama dunia dan berwawasan luar biasa. Memahami konstelasi ekonomi, politik dan umat Islam dunia serta berperan aktif dan memiliki pemikiran pluralism yang luar biasa.
“Ketika kami sowan setelah pelantikan (menjadi Gubernur Jatim), beliau berpesan dan meminta tolong agar menjaga keamanan Jawa Timur dan kesejahteraan rakyat,” ujar Khofifah. Menurutnya, almarhum juga minta tolong untuk menjaga hubungan yang sinergis dengan Jawa Tengah.
Khofifah menceritakan pesan Mbah Moen untuk menjaga hubungan sinergis, karena jantungnya Indonesia itu Jatim dan Jateng.
“Beliau menyampaikan sejarah, titik dimana sebetulnya peradaban ke-Indonesiaan itu terbangun dari Jatim dan Jateng,” imbuh Khofifah. Termasuk meminta agar hal substantif dari pesannya direkam dan di video, baik dari sisi kenegaraan, masyarakat dan keagamaan.
“Pada saat pernikahan anak saya, beliau menyempatkan rawuh, memberikan doa yang cukup panjang,” kenang Khofifah. Disampaikan, banyak hal yang bisa kembali dipelajari, membuka kembali rekaman dan buku-buku yang pernah diberikan kepadanya dan kepada banyak santrinya.
Gubernur bercerita, tentang bagaimana kearifan almarhum yang luar biasa dan artinya menjadi tugas bagi kita dan dirinya untuk tidak pernah berhenti belajar.
Bagaimana membangun kearifan kehidupan diantara pluralitas yang ada di Indonesia serta bagaimana konsep bernegara dan beragama dalam satu bingkai NKRI dan Pancasila. [bud]