Setelah Opak dan Jawa, Awal 2023 Locaahands Buka di Tunjungan
Foto: budi – Suasana Locaahands Tunjungan menjelang Grand Opening, Senin (16/01/2023).
SURABAYA, SONORASURABAYA.com – Cafe dan restoran Locaahands Group saat ini telah membuka outlet baru ketiga di Jalan Tunjungan 39 Surabaya yang merupakan salah satu bangunan ikonik.
Dirut sekaligus Chef Owner, Founder dan CEO Locaahands, Dick Derian mengatakan, bahwa grand opening outlet terbarunya ini bertepatan dengan Locaahands anniversary yang diharapkan dapat menjadi sebuah lifestyle brand kebanggan masyarakat Surabaya.
“Surabaya itu bisa kok punya brand bagus dengan market Surabaya yang selalu berkembang, which is good untuk kita para pelaku FnB untuk bisa lebih PD bikin your own brand instead of mengambil yang ada di luar Surabaya,” kata Derian saat acara Grand Opening di Jalan Tunjungan 39 Surabaya, Senin (16/01/2023).
Outlet baru di jalan Tunjungan ini sekaligus melengkapi outlet cafe pertamanya yang berlokasi di Jalan Opak sejak tahun 2019 melalui hidangan khas Australian Brunch dengan sentuhan Indonesian Food dan outlet keduanya di Jalan Jawa pada tahun 2022 yang berkonsep Dining Club.
Sementara outlet di Tunjungan ini menghadirkan pengalaman bersantap secara kontemporer dengan menghadirkan unsur nostalgia pada setiap hidangan dan menjadikan unsur lokal sebagai poin utama dalam pemilihan bahan baku makanan dan minuman, teknik, serta penyajian dengan nuansa bangunan historical.
“Gedung ini dulu adalah bangunan sejak 1920, sudah 100 tahun. Gedung toko buku pertama yang ada di Surabaya dan berjalannya waktu ada pengalihan fungsi sebagai toko kain. FnB itu sebenarnya bukan terbatas makanan dan minuman tapi juga berpengaruh dari arsitektur, interior, art dan musik. Ada yang main di arsitektur interior, seperti lantai. Tegel disini dari 1920 aslinya. Kusen dari plafon kayu jati kita bongkar dan dijadiin pintu sebagai unique selling point kita. Kita nggak ngejar instagrammable,” ujar Derian.
“Konsepnya untuk Surabaya karena aku asli Suroboyo. Kuliah di Suroboyo untuk pembangunan Surabaya melalui FnB. Ada rujak cingur. Saya juga suka arsitektur cagar budaya dan bangunan ini bagus sekali. Kita mengembalikan bangunan ini seperti 1920 yang sebelumnya di atas itu ditutup semua sekarang kita jebol dibuka karena dulunya aslinya seperti itu. Kanopi kita biarkan seperti aslinya,” ungkapnya.
“Kalo disini kita Indonesia sama western tapi Indonesia nya kita reimagine. Kita modernkan, seperti krengsengan tapi pakai telur dengan tulang sumsum dan botok dengan teknik yang belum ada di Surabaya menjadi karakter kita di localhand tunjungan,” ungkap Derian yang pernah tinggal di sekitar jalan Genteng ini.
“Kita sudah punya grup dan semua outlet kita dibawah saya. Nggak pernah dan nggak ada franchise. Kita nggak percaya sama franchiser. Brand yang aku build dari tahun 2019 itu bener bener baby ku, anak ku sampai menjadi sesuatu yang wow. Kenapa Tunjungan, memang ada beberapa part emosional karena aku pernah tinggal di jalan Genteng. Partner ku juga salah satu pegang peranan perkembangan Surabaya, kalau kalian tahu Toko Nam. Sesuatu untuk membangun Surabaya. Kita kepingin Surabaya memiliki suatu tempat yang membuat orang ngelirik langsung. Jangan copy paste. Bikin sesuatu yang unik, sesuatu yang out of the box,” ungkapnya.
“Waktu saya kerja di Jakarta dan Bali saya ditanya kamu orang mana, Surabaya ada apa, itu yang menchallenge saya untuk membuat sesuatu yang ikonik dan ini merupakan tahun keempatnya Locaahands. Ibarat kata untuk menjadi restoran yang lebih dari dua tahun itu berat. Goals akhir kita adalah menjadi kebanggaan orang Surabaya. Brand dan life style nya apa. Dan aku challenge untuk orang orang Surabaya. Orang Jogja bangga akan brand mereka, makanya orang luar takut masuk ke Jogja. Localhand group punya bakery, fine dining dan habis ini akan ada outlet lagi,” katanya.
“Andalannya makanan Indonesia dan dimasukkan menu luar kota. Dari Palembang sop iga pindang, balayak Bali, rujak mangga dan cingur, nasi timbel. Semanggi juga akan kita bawa secara bertahap. Harga start di angka 55 ribu, pangsa pasar lebih naik lagi, semua kelompok umur dan golongan karena untuk Surabaya. Arak kita tambahi bunga, nangka, nanas jadi tidak flat melalui flavour. Buka mulai jam tujuh pagi sampai 12 malam, mulai 17 Januari,” imbuhnya.
“Prospek pasti bagus apalagi ini jalan ikonik Surabaya, pasti berkembang terus. Pemkot pasti juga punya ide ide untuk Surabaya, untuk Tunjungan, Kya kya. Semua spot di surabaya pasti jadi tempat turis yang bagus. Kita butuh support banyak dari orang Suroboyo. Iki yo gawe Suroboyo,” pungkasnya. [bud]