Pantang Menyerah, Pemuda Asal Jember & Surabaya Bisnis Kuliner & Produksi Film Pendek di Masa Pandemi
Foto: Ikhwanul Haris (kiri) dan Jerico Sasmita
SURABAYA, SONORASURABAYA.com – Pandemi Covid-19 tak menghalangi sejumlah pemuda di Kabupaten Jember dan Kota Surabaya Jawa Timur tetap berkreatifitas.
Seorang pemuda di Jember, sukses merintis usaha kuliner masakan Jepang setelah mengalami pemutusan hubungan kerja. Sedangkan di Surabaya, sejumlah mahasiswa membuat film pendek, yang berisi pesan tetap bisa produktif di tengah pandemi.
Adalah Ikhwanul Haris, pemuda asal Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember, yang sukses usaha kuliner di tengah pandemi covid-19 dengan sistem pemesanan. Ia mengembangkan usaha kuliner ala masakan Jepang di rumah sederhananya di perumahan Elphasindo Rambipuji.
Dengan dibantu sejumlah rekannya, pemuda berusia 28 tahun ini mengolah masakan, yang dipesan oleh pembeli. Makanan disajikan dengan cara dibungkus dengan paket khusus dan higienis tembus pandang.
Menu makanan ini terdiri dari daging, sayuran dan sejumlah makanan tambahan lainnya. Satu paket nasi dijual dengan harga 15 ribu rupiah per porsi.
Ikhwanul Haris mengaku keterampilan memasak ala masakan Jepang tersebut diperoleh dari tempatnya bekerja sebelum di PHK. Modal awal usaha kuliner ini dapat dari tabungan dan menggadaikan perhiasan istrinya.
“Berani mencoba sih. Saya akhirnya mencoba usaha di bidang kuliner atau katering. Yang jelas modal, ketika saya terkena PHK kan kaget, trus modal juga nggak ada. Sampai akhirnya saya melakukan pinjaman dengan menggadaikan perhiasan saya di pegadaian,” kenang Haris.
Sedangkan di Kota Surabaya, sekelompok mahasiswa membuat sebuah film pendek, yang berisi pesan untuk tetap produktif di tengah pandemi dan ajakan tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Mereka mengatakan bahwa dunia ini sudah hilang maknanya. Menurutku, semuanya terasa hampa tiap harinya. Seiring berjalannya waktu bersama pandemi ini, aku menemukan diri terjebak dalam lingkar kebosanan. Hai namaku Geraldo. Ini cerita tentang aku dan mimpiku,” ucap Geraldo dalam sebuah klip video pendeknya.
Film pendek berjudul daydream ini berdurasi dua menit dan menghiasi layar youtube. Daydream dikisahkan melalui sudut pandang seorang penulis yang beranjak dari kebosanan di masa pandemi covid-19.
Video ini dibuat oleh mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya, yakni Jerico Sasmita, Johanes, Nicholas dan Geraldo. Melalui tayangan ini, mereka ingin menyampaikan pesan bahwa pandemi seharusnya tidak mengurangi produktifitas masyarakat. Aktivitas tetap bisa dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
“Daydream ini film yang menurut saya ajakan ya. Film ini lebih ke ajakan orang untuk lebih produktif selama pandemi ini dirumah saja. Jadi kita mengajak orang-orang untuk bisa berkarya dan mengembagkan minat bakatnya selagi rumah. Meskipun di rumah tidak selalu menjadi alasan agar tidak produktif,” kata Jerico Sasmita. [bud]
Pantang Menyerah, Pemuda Asal Jember & Surabaya Bisnis Kuliner & Produksi Film Pendek di Masa Pandemi [[➡️ https://t.co/DmmnZ8lioO⬅️]] #KGRadioNetwork #SonoraNetWork #BeritaSonora @smartfm_sby #RadioMenghubungkanIndonesia #BergerakBersamaPulihkanIndonesia pic.twitter.com/Mp6AXk6eHz
— Sonora FM98 Surabaya (@SonoraFM98Sby) September 21, 2021