Mengabdi Disaat Pandemi, Cerita Romo Effendi dari Wisma PTPM Yogyakarta
Foto: Wisma PTPM Jogyakarta
SURABAYA, SONORASURABAYA.com – Mewujudkan semangat gotong-royong bisa dilakukan dengan berbagai cara, terutama di masa pandemi ini. Salah satu cara yaitu dengan mendirikan shelter isolasi mandiri atau shelter isoman untuk warga masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan.
Hal ini dilakukan oleh Romo Effendi Sunur SJ yang bergerak dengan menjadikan Wisma PTPM (Pembina Tenaga Pengembangan Masyarakat) untuk dijadikan shelter isoman pada tanggal 12 Juli 2021.
“Jadi setiap awal Juli sudah ada gerakan bersama tetapi baru tanggal 12 Juni saya merealisasikan shelter itu. Jadi karena dosen-dosen UGM itu membantu dan beberapa dokter membantu saya menyiapkan diri akhirnya saya bersiap. Sebelas malam saya buat surat pernyataan, 12 masuk satu 13 masuk satu dan seterusnya mulai,” kata Romo Effendi.
Wisma PTPM yang terletak di Jalan Sosrowijayan Wetan Gg. 1 Blok GT 1 No.112, Sosromenduran, Gedong Tengen, Yogyakarta ini sebelumnya merupakan asrama mahasiswa dan digunakan untuk wisma tamu. Romo Effendi mendirikan shelter isoman disaat kota Yogyakarta sedang banyak kasus Covid-19.
“Sejak awal memang dibuat untuk menolong orang-orang yang mau isolasi mandiri, Jadi, shelter ini didirikan untuk membantu pemerintah dan masyarakat. Jadi awalnya untuk kemanusiaan sebenarnya dan bulan Juni itukan sedang puncak puncaknya di Jogya mengalami infeksi covid sampai 2.700 orang per hari,” ungkap Romo Effendi.
Dengan bekal lima juta rupiah Romo Effendi dibantu satu orang relawan dan satu orang dokter membuka shelter isolasi mandiri ini.
“Saya menyediakan 11 kamar untuk dijadikan shelter. Satu hal yang saya punyai yaitu tempat. Jadi saya bikin itu. Prinsipnya ini, daripada mengutuki kegelapan lebih baik menyalakan lilin kecil. Walaupun kecil, lilin tetap berguna di kegelapan pekat, dan mungkin ada lilin lain yang akhirnya bersama membantu. Dan ini sebuah bentuk solidaritas kemanusiaan,” lanjutnya.
Masyarakat yang isoman di shelter ini tidak dipungut biaya alias gratis. Dan ternyata bantuan dari masyarakat luar juga mengalir untuk membantu keberlangsungan shelter isolasi mandiri ini.
“Modal awal saya bawa uang lima juta. Itu modal awal saya untuk shelter dan satu relawan yang adalah juga karyawan ditempat itu lalu satu dokter. Tetapi kita tahu, lima juta itu akan habis dalam waktu kurang dari seminggu. Anda boleh percaya boleh tidak, saya sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Tapi saya bilang sebagai orang beriman saya percaya Tuhan pasti buka jalan. Saya mulai dengan lima juta tapi saya percaya bahwa kemurahan hati Tuhan itu tampak nyata didalam diri banyak orang yang mendonasikan bukan hanya uang. Ada yang menyumbang beberapa juta tapi juga ada yang menyumbang 25 ribu dan itu sangat dihargai luar biasa. Makanan, desinfektan, masker, pakaian hazmat, yang saya tidak punya awal-awalnya sampai kurang berani masuk shelter akhirnya punya, karena kebaikan hati orang. Dan jangan lupa, pengetahuan. Karena dokter memberikan pengetahuan mereka dan sekarang dari satu dokter saya punya tiga dokter yang menemani orang-orang di shelter dan satu dokter untuk skrining dan memberi input bagi para relawan. Jadi ada empat dokter di shelter saya sekarang,” urainya.
Satu hal yang berkesan bagi Romo Effendi adalah ketika warga yang isoman di shelternya juga mengapresiasi dan bergotong royong untuk shelter isoman wisma PTPM ini.
“Para isoman tidak boleh dilupakan. Mereka tahu betapa bahwa shelter ini tidak menuntut apa-apa dari mereka. Tetapi mereka sendiri merasa bahwa sudah tinggal disini, dilayani disini, mereka juga mau berkontribusi untuk teman-teman. Jadi beberapa dari mereka mengusahakan makan siang, makan malam untuk seluruh penghuni shelter. Jadi mereka seperti kayak orang bilang itu memberikan donasi juga sembari berada dalam shelter. Bahkan ada yang sudah keluar dari shelter masih juga menyumbang, lihatlah, kebaikan itu ternyata menular,” ujar Romo Effendi.
Hingga pertengahan Agustus 2021 sudah ada enam orang relawan yang sudah bergabung dan juga membantu serta empat orang dokter yang terlibat di shelter isolasi mandiri wisma PTPM ini dan juga puluhan warga masyarakat yang menggunakan shelter isoman ini.
“Saya sendiri merasa bahwa kalau kamu mau bahagia, kamu harus berani memberikan dirimu kepada orang lain, berkontribusi kepada masyarakat dan itu ukuran kebahagiaan atau sukses,” pungkasnya. [bud]
Mengabdi Disaat Pandemi, Cerita Romo Effendi dari Wisma PTPM Yogyakarta [[ ➡️ https://t.co/zXIgiF09yz⬅️]] #KGRadioNetwork #SonoraNetWork #BeritaSonora @smartfm_sby #RadioMenghubungkanIndonesia #BergerakBersamaPulihkanIndonesia pic.twitter.com/oK1KstxXFD
— Sonora FM98 Surabaya (@SonoraFM98Sby) September 17, 2021