Gresik Mulai Bersiap Untuk Pilkada 2020

GRESIK, SONORASURABAYA.COM – Kabupaten Gresik menjadi salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang akan menggelar pemilihan kepala daerah atau Pilkada Serentak pada 23 september 2020.
Komisioner dari Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Partisipasi Masyarakat (Parmas) Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Gresik, Makmun mengatakan bahwa selama 6 bulan ini, pihaknya mulai menyusun anggaran untuk Pilkada tahun 2020.
“Saat ini kami sedang dalam penyusunan perencanaan penganggaran dan kegiatan, dan anggaran yang sudah kita sampaikan ke pemerintah daerah adalah Rp. 45 Miliar,” kata Makmun kepada Reporter Sonora saat di kantor KPUD Gresik, Senin (15/07/2019).
Menurutnya, KPUD Gresik telah mengevaluasi dari pilkada sebelumnya, dari anggaran yang dimiliki mencapai Rp. 35 Miliar dan terpakai Rp. 29 Miliar, sehingga dengan sistem dan ketentuan sekarang, diperkirakan angka Rp. 45 Miliar telah mencukupi.
“Kebutuhan besar pemilihan pada honor PPK, PPS, KPPS, PPDP dan Logistik,” kata Makmun. Disampaikan bahwa jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Gresik mencapai 2 ribu lebih, sementara rata-rata honor petugas Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mencapai Rp.500 ribu per orang.
“Saat ini anggaran masih dalam pembahasan dalam rapat internal untuk menentukan kebutuhan masing-masing divisi untuk disusun berdasar ketentuan yang ada sesuai PKPUnya,” ujar Makmun. Disampaikan, bahwa pihaknya juga membahas kebutuhan anggaran per orang dan per bulannya berapa, yang selanjutnya dikalikan dengan jumlah kecamatan.
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap atau DPT Gresik pada pemilu sebelumnya, terdapat 927.045 orang pemilih dari 1,3 juta penduduk Kabupaten Gresik. Sementara pertambahan jumlah pemilih baru yang berusia 17 tahun saat Pilkada 2020 nanti diperkirakan mencapai 20 ribu orang yang masuk pemilih baru atau pemula.
“Tingkat kesadran politik para pemilih pemula sudah cukup baik, tinggal dikasih pengetahuan yang cukup supaya kedepan bisa memilih dan merangkul yang lain,” tegas Makmun.
Menurutnya, sejak pemilu ini, KPU RI sudah konsen bahwa pemilih pemula menjadi prioritas utama, jika pemilih pemula gagal, maka terus berkembang saat mereka bertumbuh jadi pemilih muda.”Jika kita berhasil menyiapkan mereka sejak dini, maka tinggal pengetahuannya di update setiap saat,” pungkas Makmun. [bud]