Cuaca Buruk, Ribuan Nelayan Lamongan Sandarkan Perahu
Foto: [TribunJatim.com/Hanif Manshuri] – Para nelayan Lamongan menyandarkan perahunya
SURABAYA, SONORASURABAYA.com – Cuaca ekstrem sangat berpengaruh dengan aktivitas para nelayan di Pantura Lamongan Jawa Timur.
Mengutip TribunJatim.com, hanya 50 persen dari para nelayan yang berani melaut akibat cuaca buruk kali ini. Sedangkan separuhnya, dari total nelayan 1.275 harus ‘memarkir’ perahunya.
“Kondisi cuaca yang membuat nelayan Lamongan separuh berhenti melaut, ” kata Ketua Rukun Nelayan Paciran, Mukhlisin Umar kepada Surya.co.id (Tribunnews.com grup), Sabtu (13/02/2021).
Bagi nelayan yang tetap melaut juga diuntungkan dengan harga ikan tangkapan yang dalam sepekan ini mulai naik.
Tantangan di laut bersamaan dengan cuaca buruk saat ini terbayar dengan tingginya harga ikan yang mereka dapatkan.
Biaya operasional melaut memang sedikit meningkat, karena harga umpan semisal untuk menjaring ikan rajungan naik.” Karena untuk mendapatkan rajungan, nelayan kita pakai rumpon dan dalam rumpon itu harus dipasang umpan, “kata Mukhlisin.
Umpannya juga harus beli, karena umpan yang dipakai juga berupa ikan. Sementara tangkapan ikan berkurang. Bahkan beli ikan untuk umpan sampai harus ke wilayah selatan.
Perhitungan itulah yang menyebabkan biaya nelayan naik.” Kalau untuk BBM, tidak ada kendala. Dan sampai sekarang nelayan tidak kesulitan untuk mendapatkan BBM, seperti solar, ” kata Mukhlisin yang juga Ketua Gumregah Nusantara Jatim ini.
Nah, saat ini di Pantura Lamongan harga ikan di Lamongan mengalami kenaikan. Setelah berlaku hukum pasar, pasokan minim, harga naik.
Harga ikan kakap merah dari yang semula seharga Rp. 75 ribu perkilogram naik menjadi Rp100 perkilogram. Ikan tongkol dari harga Rp. 17 ribu menjadi Rp.30 ribu perkilogram.
Bagi nelayan yang tetap melaut juga diuntungkan dengan harga ikan tangkapan yang dalam sepekan ini mulai naik.
Tantangan di laut bersamaan dengan cuaca buruk saat ini terbayar dengan tingginya harga ikan yang mereka dapatkan.
Biaya operasional melaut memang sedikit meningkat, karena harga umpan semisal untuk menjaring ikan rajungan naik.” Karena untuk mendapatkan rajungan, nelayan kita pakai rumpon dan dalam rumpon itu harus dipasang umpan, “kata Mukhlisin.
Umpannya juga harus beli, karena umpan yang dipakai juga berupa ikan. Sementara tangkapan ikan berkurang. Bahkan beli ikan untuk umpan sampai harus ke wilayah selatan.
Perhitungan itulah yang menyebabkan biaya nelayan naik.” Kalau untuk BBM, tidak ada kendala. Dan sampai sekarang nelayan tidak kesulitan untuk mendapatkan BBM, seperti solar, ” kata Mukhlisin yang juga Ketua Gumregah Nusantara Jatim ini.
Nah, saat ini di Pantura Lamongan harga ikan di Lamongan mengalami kenaikan. Setelah berlaku hukum pasar, pasokan minim, harga naik.
Harga ikan kakap merah dari yang semula seharga Rp. 75 ribu per kilogram naik menjadi Rp 100 ribu per kilogram. Ikan tongkol dari harga Rp. 17 ribu menjadi Rp.30 ribu per kilogram.
“Banyak permintaan tapi kondisinya tangkap ikan sedang sepi ya mau gimana lagi,” imbuhnya.
Sementara, cuaca buruk yang terjadi di wilayah Pantura Lamongan selama beberapa hari terakhir membuat para nelayan di Kecamatan Brondong memilih untuk tidak melaut dan menyandarkan perahu-perahu mereka di pelabuhan Brondong untuk sementara waktu.
Menunggu cuaca kembali normal, para nelayan ini mengisi waktu kosong mereka dengan memperbaiki alat tangkap ikan, mesin dan membersihkan perahu dari batu karang. “Sudah hampir 15 hari kita tidak melaut mas karena takut,” kata salah satu nelayan Ali.
Ali mengungkapkan, ketinggian gelombang laut saat ini bisa mencapai 3-4 meter lebih. Mualimin juga berharap agar cuaca kembali normal dan ia bisa kembali melaut. [bud]