Bahas Sinergi 2020, Kepala BNN RI Temui Gubernur Jatim Di Grahadi

SURABAYA, SONORASURABAYA.com – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, Komjen Pol. Heru Winarko melakukan pertemuan tertutup bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (23/12/2019).
Kegiatan ini sekaligus menjadi kunjungan dalam rangka bersinergi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam berbagai hal berkaitan dengan program BNN di Jatim khususnya pada tahun 2020.
“Kunjungan kepada Gubernur Jatim, karena sejak pelantikan, baru kali pertama ketemu,” kata Heru Winarko.
Menurutnya, Gubernur dinilai sangat paham masalah sosial, sekaligus melakukan diskusi.
“Kita diskusi, baik masalah suplai dan demand, role model, juga menyampaikan apa yang dilaksanakan secara bersama untuk provinsi jatim,” ujar Heru.
Dirinya menambahkan, pertemuannya juga membicarakan tentang raperda, tempat pelatihan dan olahraga daerah yang menjadi masukan BNN.
“Jawa Timur termasuk tinggi 2,1 persen dari rata-rata nasional 1,8 tapi jatim cukup menarik,” ungkap Heru.
Menurutnya, angka prevalensi terhadap penyalahgunaan narkotika di Jawa Timur dinilai cukup tinggi, mencapai 2,1 persen dari angka nasional yang mencapai 1,8 persen selama tahun 2019.
“Jatim tidak hanya generasi muda, tapi juga generasi tua, Jabar banyak generasi muda, Jatim juga ada pekerja (pengguna) cukup tinggi,” ungkapnya.
Pihaknya juga membicarakan tentang berbagai upaya melalui Raperda hingga pelaksanaan program “Desa Bersinar” (Bersih Narkoba) yang akan dilaksanakan di Jawa Timur pada tahun 2020.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tentang indentifikasi, tidak hanya jenisnya tapi juga sumbernya.
“Kita lebih senang kalau bisa dimaksimalkan pencegahannya,” kata Khofifah.
Dirinya mencontohkan, bahwa Puslatda Koni Jatim selama ini telah kontinyu menjalankan tes urin dan selalu negatif.
“Artinya ini bisa dijadikan role model. Kita persiapkan role model seperti di Puslatda Koni. Kemudian saya minta best practise mungkin dari lini mana lagi macam kurikulum tadi diberikan,” imbuhnya.
Khofifah berharap ada proses yang lebih komprehensif untuk bisa memberikan pencegahan secara substantif.
“Basisnya adalah ‘Familiy Resilience’ atau ketahanan keluarga, jangan pernah mecoba, sekali mencoba akan ketagihan, sekali ketagihan sama dengan menjemput kematian,” tegasnya.
Disampaikan, jika pegiat sosmed Jatim memiliki ‘message’ yang sama, Say No To Drug, maka anak-anak mulai balita akan mengetahui tentang apa itu berkualitas dan unggul.
“Seperti yang dilkukan Jack Ma di China, dengan pengaruhnya yang kuat tentang bahaya narkoba,” imbuhnya. “Ini yang terancam otak, kalau kita ingin menyiapkan generasi berkualitas unggul, menyiapkan Jatim dan Indonesia berkemajuan, maka tidak sekedar Say No to Drug,” ujarnya.
Soal temuan kasus narkoba di Jatim, Madura menjadi perhatian karena temuan yang banyak diungkap berasal dari pulau garam yang masyarakatnya sangat kental dengan nuansa religius.
“Makin dekat dengan sentra keagamaan, mungkin, mereka (pelaku) merasa lebih aman tidak dicurigai, mungkin lho yaa, tadi hal ini juga sudah dibahas,”jawabnya. [bud]
Bahas Sinergi 2020, Kepala BNN RI Temui Gubernur Jatim Di Grahadi [[➡️https://t.co/sE7I8Vnf9i⬅️ ]]
– #BeritaSonora #jawatimur #LiputanSonora #bnn #beritajatim #bnnp @smartfm_sby#cegahnarkoba #SonoraNetwork #jatim #stopnarkoba #Suroboyo #MagenticNetwork #SonoraSuroboyo pic.twitter.com/6BXI1rlgpR— SONORA SURABAYA (@Fm98Sonora) December 23, 2019